You Are Here: Home» Asal-usul » Asal-usul Siborongborong Nauli



Pada tahun 1800-an Siborongborong sempat pernah menjadi Ibukota dari Tanah Batak (Tano Batak). Hal ini disebabkan oleh adanya dua kelompok atau dua pimpinan yang berselisih satu sama lain. Satu kubu pimpinan Fakih Amiruddin yang wilayahnya meliputi Rao, Tanah Batak selatan sampai Asahan, Padang Lawas dan sebagian daerah Toba berpusat di Siborong-borong dan kubu lain yakni saudaranya sendiri Sisingamangaraja X yang menjadi penguasa tradisional Toba dengan pusat di Bakkara.

Ada julukan bahwa nama Siborongborong dibuat karena penghuni Siborongborong tersebut setiap belanja selalu MEMBORONG apapun yang ada. Mungkin inilah salah satu penyebab terbentuknya nama siborongborong. Ada juga orang mengatakan bahwa ditempat tersebut sangat banyak BORONG-BORONG (sejenis serangga yang terbang dan memiliki satu warna yaitu hitam). Kadang penulis pun bingung sebab Borongborong pun kurang kenal.

Akan tetapi paragraf diatas suatu hal yang layak kita terima karena keunikan kata "Siborongborong". Sebenarnya yang membuat nama kecamatan tersebut adalah Fakih Amiruddin. Beliau adalah Suku Aceh namun berdarah Batak, ibunya yang bernama Nai Hapatihan menikah dengan pria yang berasal dari Aceh.
menurut pemberitahuan oppung kita zaman dulu bahwa suami Nai Hapatihan tersebut adalah putra Ompu Palti Raja di istana Sisingamangaraja X. Mungkin kalau didengar agak berbeda sih.

Nah kesimpulan diatas bisa kita buat, yaitu : Siborongborong dulunya sangat terkenal hingga bisa menjadi  suatu ibukota dari Tanah Batak, tetapi sekarang apalah daya, Siborongborong hanyalah kenangan masalalu.
buktinya diSiborongborong tidak ada lagi yang namanya prasasti, peninggalan, atau bangunan tua. Coba kita bandingkan dengan wilayah tetangga, mereka semakin maju, gotong-royong membangun wilayah mereka, sehingga wilayah mereka mulai maju. Dan penulis yakin, bahwa anak Siborongborong banyak yang pintar-pintar, banyak yang sukses/berhasil. Hanya sekilas sajalah nyatanya, mereka yang berhasil hanya diluar saja, mereka tidak ingat akan kampung halamannya.


Jadi, buat pembaca/pengunjung dari kesimpulan yang saya buat diatas, saya bisa simpulkan lagi :
marilah berdamai, marilah meraih cita-cita, saling berbagi, agar kita serentak maju membangun "HUTA HATUBUAN", dengan begitu saya 100% yakin wilayah lain akan salut dengan nama SIBORONGBORONG NAULI.

Bagi yang anak-anak > marilah berusalah untuk belajar, raih segalanya

Bagi Pemuda/i > marilah kita sadar akan diri kita, karena kita adalah generasi bangsa kita, yaitu Bangsa Batak

Bagi Orang Tua > Ajarkan kami para generasi mu ini, seperti oppung kami mengajarimu, sungguh masih banyak Orang Batak Sudah Buta Bahasa Batak. Agar Bangsa Batak selalu memiliki generasi (generasi yang dimaksud bukan sekedar generasi, melainkan generasi yang berbudaya/beradat) misalnya : seperti acara pernikahan, acara namonding, pokoknya acara pesta Batak sudah mulai pudar.


NB :
mohon maaf buat pengunjung/pembaca yang tersinggung atas tulisan diatas, tulisan diatas hanya untuk mendorong pemikiran kita, terutama buat bangsa batak. Penulis disini bukannya Sok jago, bukan Sok ngerti tentang Batak, melainkan kami masih butuh didikan dari yang lebih tua dari kami.
Tags: Asal-usul

0 komentar

Leave a Reply

Berkomentarlah dengan bahasa yang selayaknya,
dan terimakasih atas kunjungan nya